Pengalaman Cabut Gigi Impaksi Dengan BPJS di Panti Rapih, Yogyakarta

Rencana untuk mencabut gigi bungsu sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Namun karena belum dapat vaksin Covid-19, maka saya memilih untuk menunda. Nah, setelah suntik vaksin Covid-19 dosis kedua dan pembatasan-pembatasan aktivitas mulai dilonggarkan, barulah saya upayakan lagi untuk cabut gigi impaksi dengan BPJS. 

Bertahan Dengan Cengkeh Obat Sakit Gigi

Gigi bungsu sebelah kanan atas milik saya mulai berlubang sejak beberapa tahun yang lalu. Waktu itu lubangnya cukup kecil dan tak terlalu mengganggu. Lama kelamaan, lubangnya semakin besar dan cukup sering sakit. Sehabis makan pastilah menjadi saat-saat yang menyakitkan. Apapun makanan yang dikunyah akan memenuhi lubang di gigi ini. Jika gigi segera dibersihkan, sakitnya pun segera menghilang. 

Namun beberapa bulan terakhir, rasa sakit di gigi ini tak hanya muncul sesaat setelah makan saja. Beberapa kali di tengah malam, saya terbangun karena rasa sakit yang menusuk. Kepala pun ikut sakit, begitu pula dengan bahu kanan. Sesudah dibersihkan dan berkumur dengan air garam pun rasa sakitnya tak kunjung hilang. Waktu itu saya masih enggan pergi ke dokter mengingat pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda. 

Lalu bagaimana saya bertahan dengan rasa sakit ini? Saya iseng-iseng browsing dan menemukan tentang cengkeh sebagai obat sakit gigi. Cengkeh disebut mengandung eugenol yang bermanfaat sebagai antibakteri. Eugenol inilah yang berkhasiat menghilangkan bakteri penyebab sakit gigi. 

Karena kebetulan di rumah ada persediaan cengkeh yang biasanya dipakai untuk masakan, saya pun segera mencobanya. Tiga butir cengkeh dicuci bersih, lalu saya kunyah dan didiamkan tepat di gigi yang berlubang. Rasanya agak pedas tetapi tidak pahit. Sekali percobaan rasa sakit di gigi cukup berkurang. Saya pun mengulanginya hingga 2 atau 3 kali sehingga efeknya lebih bekerja dengan lebih baik. Ajaib! Sakit di gigi saya menghilang dan keadaan ini bertahan hingga beberapa minggu. 

Ketika muncul rasa sakit lagi, saya mengulangi mengunyah cengkeh beberapa butir dan mendiamkannya di gigi yang sakit. Lagi-lagi cara ini berhasil! Cara mengunyah cengkeh ini memberi efek kesembuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan cara merendam cengkeh dalam air hangat lalu berkumur-kumur dengan air rendamannya. Jika kalian tak punya cengkeh, minyak cengkeh juga bisa digunakan lho. Cukup teteskan minyak cengkeh pada kapas, lalu tempelkan pada gigi yang sakit. 

Pemeriksaan Gigi Impaksi di Faskes Pertama

Setelah mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19, barulah saya berani kembali ke klinik gigi untuk memeriksakan gigi bungsu yang berlubang ini. Saya memeriksakan gigi ke faskes pertama yakni di klinik Pratama Realino yang beralamat di Jl. Mataram, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta. Di klinik ini, dokter gigi melayani pemeriksaan mulai hari Senin hingga Sabtu pukul. 16.00 WIB hingga 20.00 WIB. 

Setelah dilakukan pemeriksaan, harapan saya sih bisa dicabut saat itu juga. Tetapi sayangnya, dokter gigi tidak bisa mencabut gigi bungsu ini. Saya dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk bertemu dengan dokter spesialis bedah mulut. Waktu itu saya memilih ke rumah sakit Panti Rapih dengan Dokter Agus Srigunarto. 

Gigi bungsu ini harus dicabut oleh dokter spesialis bedah mulut mengingat gigi ini termasuk gigi geraham. Jika kalian belum tahu, gigi bungsu adalah gigi geraham ketiga atau gigi geraham terakhir yang tumbuh. Biasanya gigi bungsu ini tumbuh diusia belasan atau di usia awal 20an. 

Nah, sesaat sebelum mendapat surat rujukan itulah, saya diminta untuk mendaftarkan diri dulu melalui aplikasi Registro Panti Rapih.Tak perlu menginstal aplikasinya, kalian bisa mengakses melalui browser kok. Login menggunakan username nomor rekam medis dan pasword tanggal lahir. Setelah itu ikuti petunjuk pendaftaran dokter yang diinginkan. Jika sudah mendapatkan jadwal periksa, laporkan ke petugas di klinik. Barulah petugas akan mencetakkan surat rujukan yang dibutuhkan. 

Mendaftarkan diri sesaat sebelum surat rujukan diberikan membantu saya untuk segera membuat janji bertemu dokter. Selain itu, setiap dokter spesialis biasanya memiliki kuota pemeriksaan. Mendaftarkan diri lebih cepat akan membantu kalian mendapatkan kuota terdekat dari waktu pemeriksaan di faskes 1. 

Pemeriksaan di Rumah Sakit Rujukan Sebelum Cabut Gigi Impaksi Dengan BPJS

Pada hari yang telah ditentukan, saya pun bergegas ke Rumah Sakit Panti Rapih. Jika kalian pengguna BPJS, jangan buru-buru ke klinik gigi di lantai 5 ya. Tetapi pergilah dulu ke anjungan mandiri untuk mencetak nomor antrian periksa hasil dari pendaftaran online. Salah satu anjungan mandiri untuk cetak nomor anterian ini terdapat di lantai 1. 

Setelah nomor anterian periksa dicetak, pergilah loket BPJS yang juga berada di lantai 2. Jangan lupa, ambil dahulu nomor antrian dengan kode B untuk pasien BPJS. Sambil menunggu nomor antrian, kalian bisa memfotokopi surat rujukan dan kartu BPJS masing-masing 3 kali. Tak usah pergi jauh-jauh counter fotokopi berada tepat di sudut samping loket BPJS. Nantinya pada setiap kunjungan atau kontrol kalian diwajibkan menyertakan salinan surat rujukan dari faskes 1 dan salinan kartu BPJS. 

Jika antrian tak panjang, proses administrasi di loket BPJS ini berlangsung cepat. Kurang dari 5 menit saja. Bila berkas sudah diproses, barulah kalian bisa menuju ke klinik gigi yang berada di lantai 5. Serahkan berkas dan nomor antrian periksa yang sudah dicetak sebelumnya ke petugas yang berada di Nursery Station. 

Begitu nama kalian dipanggil petugas, maka tahapan berikutnya adalah pemeriksaan tekanan darah dan melengkapi keterangan kesehatan seperti berat badan dan suhu badan. Setelah itu, kalian akan diminta untuk menunggu panggilan dari ruang periksa dokter yang ditunggu. 

Saat nama saya dipanggil, rasanya campur aduk. Antara deg-degan sekaligus senang membayangkan penderitaan sakit gigi ini akan segera berakhir. Dokter Agus Srigunarto pun melakukan pemeriksaan singkat dan menyimpulkan gigi bungsu saya ini mesti dicabut. 

Tetapi sayang di hari itu, gigi bungsu saya belum bisa dicabut. Saya mendapatkan surat rujukan untuk pergi ke bagian Radiologi. Ternyata untuk mencabut gigi bungsu, kalian wajib melakukan rontgen gigi terlebih dahulu. Selain itu saya juga mendapat resep obat penahan nyeri yang hanya boleh diminum jika sakit. 

Rontgen Gigi Sebelum Cabut Gigi Dengan BPJS

Nah, dari klinik gigi di lantai 5, saya tidak langsung ke bagian Radiologi. Terlebih dahulu saya memilih untuk mencetak SKD (Surat Keterangan Dokter)untuk pemeriksaan minggu depan. Untuk keperluan itu, saya pergi ke lantai 2 lalu mengambil nomor antrian pendaftaran di mesin anjungan mandiri nomor 3. 

Sesaat kemudian nomor saya dipanggil. Kepada petugas, saya sampaikan permintaan SKD. Sembari menyiapkan SKD, petugas menanyakan waktu kunjungan berikutnya. Sesuai arahan dokter, seminggu lagi saya harus berkunjung dan SKD pun dibuat berdasarkan arahan tersebut. 

Sampai di sini, jika kalian belum mendaftar untuk kunjungan dokter berikutnya, sebaiknya segera daftarkan diri melalui mesin pendaftaran anjungan mandiri atau secara online. Terkadang petugas yang mencetak SKD akan membantu mendaftarkan kunjungan ke dokter tetapi terkadang juga tidak. 

Setelah itu barulah saya pergi ke bagian Radiologi yang ada di Lantai 1 gedung baru. Tak mengantri lama rontgen gigi panoramic pun dilakukan. Hasil rontgen baru bisa keluar 1-2 jam kemudian. Petugas Radiologi menyarankan agar hasil rontgent gigi diambil minggu depan saja sebelum kontrol dilakukan. 

Karena lebih praktis daripada menunggu, saya pun memilih untuk mengambilnya minggu depan. Saya diberi nota pembayaran untuk mengambil hasil rontgen. Di nota tertera harga Rp. 233.000,- tetapi saya tak diminta untuk membayar karena ditanggung BPJS. 

Masih di lantai 1, saya menyerahkan berkas yang saya dapat dari lantai 5 yang berisikan berkas resep obat ke loket penyerahan resep obat. Setelah menunggu beberapa saat, saya dipanggil untuk mendapatkan obat penahan nyeri yang diresepkan dokter. 

cabut gigi impaksi dengan bpjs
sumber: Enis Yavuz/ Unsplash.com

Cabut Gigi Dengan BPJS

Tibalah hari yang satu tunggu-tunggu. Pagi ini saya bersiap untuk cabut gigi dengan BPJS di Rumah Sakit Panti Rapih. Berkas-berkas pun saya siapkan yakni nomor antrian kunjungan dokter yang sudah saya cetak pada kunjungan sebelumnya, SKD dan salinannya, salinan kartu BPJS dan salinan rujukan faskes 1. 

Begitu tiba di Rumah Sakit Panti Rapih, saya segera ke bagian Radiologi di Lantai 1 untuk mengambil hasil rontgen. Setelah itu barulah saya ke loket BPJS yang berada di lantai 2. Jangan lupa, ambil nomor antrian loket BPJS berkode B di mesin anjungan mandiri yang terdapat di dekat loket BPJS. Setelah nama saya dipanggil, berkas-berkas pun saya serahkan. Tak lama kemudian, saya diberi berkas tambahan dan dipersilahkan menuju ke klinik gigi. 

Di Nursery Station klinik gigi lantai 5, seluruh berkas saya serahkan. Sekitar 30 menit kemudian nama saya dipanggil. Tanpa banyak basa basi, saya diminta berkumur lalu berbaring. Gusi-gusi di sekitar gigi bungsu di suntik lalu tak berapa lama gigi yang berlubang itu pun dicabut. Di luar perkiraan, waktunya amat sangat singkat tak sampai 5 menit dan tanpa rasa nyeri yang berarti. Dokternya benar-benar lihai!

Keluar dari ruang Dokter Agus, saya diberi resep obat. Saya pun menjalani prosedur yang hampir sama seperti kunjungan sebelumnya. Diawali dengan mencetak SKD dan mendaftar untuk kunjungan berikutnya di lantai 2, lalu menuju ke lantai 1 untuk menebus resep obat. 

Kurang lebih satu setengah jam setelah cabut gigi saya sudah bisa makan. Pendarahannya pun terbilang sedikit dan nyaris berhenti saat saya makan. Pengalaman ini mencerahkan saya. Ternyata cabut gigi bungsu tidaklah sesakit yang dibayangkan dan tanpa biaya apapun dengan mengandalkan BPJS!



Posting Komentar